Bacajuga: Tak Kantongi Izin, 11 Money Changer di Kuta Bali Disegel. Dilihat dari asal negara, warga Australia menjadi penumpang terbanyak yang datang ke Bali selama Juli, yaitu sejumlah 195.079 orang. Disusul Singapura 128.283 penumpang dan Malaysia 69.388 penumpang. Sedangkan penumpang rute domestik pada Juli hanya naik 7% dibandingkan Juni.
Kitaharus turun dari bis untuk kemudian jalan kaki ke pintu imigrasi Singapura. Persis kaya di imigrasi bandara, paspor kita bakalan dicap. Quote: Ini kira-kira rute bis 170, start dari Queen Street --> Rochor Road --> Bukit Timah Rd --> Up Bukit Timah Road --> Woodlands Rd --> Woodlands CTR Rd --> Woodlands Crossing --> Johor Bahru
Singapura ke Kuala Lumpur JadwalNama TransportWaktu RuteHargaBillion Stars Express VIP 0030 - 0543SGD Stars Express VIP 0200 - 0719SGD Stars Express Express 0545 - 1051SGD Stars Express Express 0615 - 1121SGD Stars Express Express 0800 - 1313SGD Travel Express 1000 - 1927SGD Stars Express VIP 1300 - 1810SGD Airlines Economy MH57341525 - 1625$ Economy TR4681720 - 1835SGD Stars Express VIP 1815 - 2334SGD Stars Express VIP 2145 - 0243SGD Maju Group VIP 24 2200 - 0306SGD Kereta - Kereta tidak tersedia Kapal Feri tidak tersedia Fakta-fakta mengenai transportasi dari Singapura menuju Kuala LumpurTransportasi TermurahUS$27Transportasi Tercepat1JKeberangkatan Paling Awal1230 AMKeberangkatan Paling Akhir1159 PMKeberangkatan per hari152Jarak474 kilometerPerusahaan TransportasiAirAsia, Billion Stars Express, Ethiopian Airlines, Jetstar Asia, KKKL Express SG, Malaysia Airlines, Malindo Air, Scoot, Singapore Airlines, StarMart SG, Super Nice Express, Transtar Travel, Transtar Travel SG Singapura ke Kuala Lumpur Ulasan Destinasi VSaya berjalan di seluruh kompleks dan tidak ada bus. Saya mengirim pesan ke tim dukungan mereka dan tidak ada yang membalas saya bahkan 2 hari kemudian, saya masih menunggu. Pada dasarnya menghabiskan satu jam panik dan berkeringat bertanya kepada orang-orang ke mana harus naik dan tidak ada yang mendengar tentang bus ini dan di mana ia berhenti. Informasi tiket 100% salah atau mereka tiba sangat awal atau terlambat. Saya menyadari kemudian saya mendapat email pada malam sebelumnya mengatakan bus itu dua jam lebih cepat dari jadwal. Jadi maksudnya boarding lebih cepat 2 jam dari waktu yang disepakati?? Itu tidak masuk akal. Lebih baik pergi ke stasiun bus langsung, bukan halte jalan Lavender, dan bukan Miliar Bintang! Ambil Super Nice, saya sangat senang dengan merekaUlasan ini diterjemahkan secara otomatisI walked all over the complex and there was no bus. I messaged their support team and no one got back to me not even 2 days later, I'm still waiting. Basically spent an hour panicking and sweating asking people where to board and no one heard of this bus and where it stopped. The ticket information is 100% wrong or they arrived extremely early or late. I realized later i got an email the night before saying the bus was two hours ahead of schedule. So does that mean boarding was 2 hours ahead of the agreed time?? That makes no sense. Better to go to the bus station directly, not Lavender street stop, and not Billion Stars! Take Super Nice, I was very happy with themBis Ekspres, Super Nice Express, 3 Feb 2023 GRGery RKalau buat Pelancong yg pertama kali naik bus SG ke KL ini sangat cocok, Driver kebetulan baik, dan ga full orang di busUlasan ini diter review-autotran-button" onclick="expRev'3999787'">Tampilkan aslinyaKalau buat Pelancong yg pertama kali naik bus SG ke KL ini sangat cocok, Driver kebetulan baik, dan ga full orang di busBis Premium, Transtar Travel SG Transtar Travel SG, 7 Feb 2020 SJStasya JBerangkat Tepat Waktu. Di Imigrasi Singapore Hanya Bawa Pasport lalu Imigrasi Malaysia Bawa Semua Barang Tapi gak sampai 5 menit keduanya. Lancar! Istirahat Rest Area 30menit sekali lalu tiba juga tepat waktu. Drivernya ramah. Perjalanan yang memyenangkan. ThanksUlasan ini diterjemahkan secara otomatisBerangkat Tepat Waktu. Di Imigrasi Singapore Hanya Bawa Pasport lalu Imigrasi Malaysia Bawa Semua Barang Tapi gak sampai 5 menit keduanya. Lancar! Istirahat Rest Area 30menit sekali lalu tiba juga tepat waktu. Drivernya ramah. Perjalanan yang memyenangkan. ThanksBis VIP, Transtar Travel SG Transtar Travel SG, 27 Des 2019 PHPaige HWe booked a VIP bus at 1000 that showed it should take 5hrs. Arrived at the pick up point half an hour early as advised, to be told our type of vip’ bus wouldn’t be there until 1pm but there was space on the bus about to leave, which was just a normal coach. Advised we would arrive in KL around 3-4pm. Our coach left at 940 and arrived in KL 1930. It took almost 3 hours to get through the border due to very long traffic queues and then long queues for passport control. The bus was fine if the journey had been 5hrs but for 10hrs it was too cramped. I cannot see how this journey could have happened any quicker so would advise to expect the longer advertised time for the buses rather than 5hrs. Disappointing to pay more and end up with the cheaper service. Driver was patient at crossings at waited for everyone’s return. One stop at a service station around 2 hrs before VIP, Billion Stars Express, 4 Jun 2023 JAJeffery AGood trip. But there was really no reason to be waiting at the departure location 30 minutes prior to departure time. Five minutes before would be fine. I noted that the bus did leave promptly on Ekspres, Transtar Travel, 25 Mei 2023 MVMaria VThe drivers speaks so loud during the all travelBis VIP 24, Sri Maju Group, 28 Mar 2023 ESEmily SBus was lovely, spacious, very good AC. Trip took an extra hour due to traffic by the boarder but otherwise was good! Make sure to exchange the 12go voucher for the actual ticket. We arrived in plenty of time and someone showed us where to VIP 24, Sri Maju Group, 16 Mar 2023 MHMarie HIt was ok. Took longer than 5 hours tho. Old and dirty bus, but for the price I let that slide. Overall okay, not too bad. Great alternative if you’re on a budget! ONE THING THO, be aware that there will be stops at the border, which takes some time passport etc, and there is gonna be a long food/toilet» break at a food hall. This requires cash, every stand and food place in there only accepts cash. THERE IS NO ATM THERE. We were not aware before travelling, so make sure you have some Malaysian Myr, if not you will end up starving and bring thirsty like me and my friend. Bus drivers did also either speak and understood english, some words but…Bis VIP 24, Sri Maju Group, 20 Feb 2023 JGJakob GArrived 4hrs later than planned, Seats were very comfy thoBis Ekspres, Super Nice Express, 16 Feb 2023 PKPaula KThe Bus arrived 4 hours earlier than said, so we were in Kuala Lumpur at 3 am in der Morning and ha don't planned to arrive this earlyBis Ekspres, Transtar Travel SG Transtar Travel SG, 27 Jan 2023 Rute Populer Rute populer di Singapura Cara pergi dari Singapura ke Kuala Lumpur Jika Saudara ingin pergi dari Singapura ke Kuala Lumpur, Saudara memiliki opsi untuk dipertimbangkan. Berpergian di antara tujuan ini dapat dilakukan dengan sarana transportasi yang berbeda Penerbangan Bis Jika Saudara mencari perjalanan singkat, sebaiknya gunakan Penerbangan. Namun, jika Saudara lebih suka menghabiskan waktu dengan opsi perjalanan yang lebih lambat dan terjangkau,Saudara dapat memesan tiket Bis. Biaya perjalanan akan tergantung pada sarana transportasi yang Saudara pilih untuk perjalanan Saudara. Tiket penerbangan adalah opsi yang paling mahal – harga nya sekitar UAH 14,142. Jika Saudara ingin menghemat biaya transportasi, lebih baik menggunakan bis sebagai tiket bis yang harganya serendah UAH 964. Seberapa jauh Singapura dari Kuala Lumpur?Jika Saudara bepergian melalui jalur dara, penting untuk mengetahui jarak dari Singapura ke Kuala Lumpur. Perjalanan Saudara akan menempuh total 295 mil 474 km. Jarak terbang adalah 529 mil 851 km. Berapa lama waktu yang dibutuhkan dari Singapura ke Kuala Lumpur?Waktu tempuh dari Singapura ke Kuala Lumpur dapat bervariasi tergantung sarana tranportasi yang Saudara pilih. Semua hal dipertimbangkan seluruh perjalanan akan memakan waktu dari 1 ke 10 jam. Berapa biaya nya dari Singapura ke Kuala Lumpur? Biaya perjalanan dari Singapura ke Kuala Lumpur bervariasi, tergantung pada jenis transportasi yang Saudara pilih untuk perjalanan Saudara. Operator yang paling terjangkau adalah Billion Stars Express bepergian dengan bis perkiraan untuk membayar serendah rendah nya UAH 964 untuk tiket Saudara. Namun, jika Saudara menginginkan perjalanan kelas atas. Varian yang paling mahal adalah memilih penerbangan – tiket satu arah atau sekali jalan penerbangan bisa seharga UAH 14,142. Berikut adalah bagan harga tiket rata-rata dan opsi transportasi yang tersedia dari Singapura ke Kuala Lumpur Tiket Bis - UAH 968 sampai UAH 1,604; Tiket Pesawat Terbang - UAH 4,258 sampai UAH 14,128; Berapa banyak perjalanan per hari antara Singapura dan Kuala Lumpur? Tergantung pada pilihan transportasi Saudara, jumlah perjalanan harian bervariasi. - Bis mulai melintasi rute dari 0030 - Saudara juga dapat naik bis paling lambat 2359. Ada beberapa 115 perjalanan Bis yang tersedia setiap hari. Penerbangan dari Singapura ke Kuala Lumpur berangkat siang hari - ada kira-kira 37 keberangkatan dalam sehari. Apa sarana transportasi yang terbaik untuk rute tersebut? PenerbanganBepergian dengan pesawat adalah cara tercepat untuk pergi dari Singapura ke Kuala Lumpur. Meskipun ini sering kali merupakan opsi yang paling mahal, Sarana, terkadang Saudara dapat mengambil tiket promosi dengan harga yang lebih murah atau lebih murah dari tiket kereta api atau feri. Biasanya, jumlah minimum yang perlu Saudara bayar untuk tiket Pesawat adalah UAH 4,258. Hal yang perlu diingat sebelum naik pesawat Direkomendasikan untuk memesan tiket terlebih dahulu dan check-in online. Dengan cara ini, Saudara dapat menghemat lebih dari 2 jam di bandara, dan jika pemilihan kursi Saudara berdasarkan siapa cepat dia dapat, Saudara akan memiliki lebih banyak pilihan untuk dipilih. Melakukan pemeriksaan keamanan mungkin membutuhkan waktu - disarankan untuk tiba di bandara setidaknya 1,5 jam sebelumnya. Maskapai yang terbang dari Singapura ke Kuala LumpurAirAsia, Ethiopian Airlines, Jetstar Asia, Malaysia Airlines, Malindo Air, Scoot, Singapore Airlines Bis-bisNaik bus dari Singapura ke Kuala Lumpur lebih murah daripada terbang. Tak jarang, bus jarak jauh merupakan pilihan transportasi termurah. Bus biasanya membuat kamar mandi dan / atau makan siang berhenti di sepanjang jalan. Hal yang perlu diingat sebelum memilih naik bus Jika memungkinkan, pastikan untuk memilih bus kelas atas untuk pengalaman perjalanan yang lebih nyaman. Bus semacam itu sering kali memiliki sistem AC, kursi sandaran yang empuk, Wi-Fi, kamar mandi, dll. Seperti halnya tiket pesawat, bus lebih baik dipesan terlebih dahulu sehingga Saudara dapat mengamankan kursi yang baik. Saat memesan bus, perlu diingat bahwa penundaan mungkin saja terjadi. Untuk sampai ke terminal bus paling telat setidaknya 15 menit sebelum jadwal keberangkatan. Transportasi paling popular dari Singapura ke Kuala Lumpur Cara memilih perjalanan yang paling nyaman dari Singapura ke Kuala Lumpur? Untuk mempermudah pilihan transportasi Saudara, kami meminta 1000 pengguna untuk menentukan pilihan mereka untuk rute ini. Berikut adalah hasil dari jejak pendapat tersebut - 98% memutuskan untuk naik Bis 2% pengguna naik Pesawat. Singapura 🎫 Singapura Kuala LumpurSetelah 10 tahun saya tidak pernah border crossing Singapore-Malaysia, tahun 2019 saya berkesempatan mengulang perjalanan dari Singapura ke Kuala Lumpur lewat Johor perjalanan darat. Tentu kondisi dan prasarana sudah berubah dibanding 10 tahun lalu, jadi saya bagikan pengalaman saya semoga bermanfaat. Ada 2 border crossing antara Singapore dan Malaysia, yang pertama dan paling ramai adalah lewat Woodland Checkpoint disingkat Woodland Ciq. Sedangkan yang relatif baru adalah melalui Tuas Checkpoint di sisi Barat Singapura. Tergantung destinasi Anda, pilih Tuas Checkpoint jika tujuan Anda adalah ingin ke daerah Iskandar Putri dan Johor Legoland, sedangkan jika ingin ke pusat kota Johor Bahru, atau melanjutkan perjalanan bus ke Kuala Lumpur, pilihan terbaik tetap lewat Woodland. Singapore - Johor Bahru - Kuala Lumpur lewat jalan darat Secara umum Singapura ke Kuala Lumpur atau sebalikanya melibatkan perjalanan menggunakan bus dengan pergantian beberapa kali. Waktu yang terbuang lewat jalan darat dari 6 jam hingga 10 jam total bisa Anda bandingkan dengan biaya jika naik pesawat jika pas promo tiket murah. Urutan perjalanan Anda, misal dari Singapore menuju Kuala Lumpur adalah sebagai berikut Woodland Checkpoint sisi Singapore Johor Bahru Checkpoint sisi Malaysia Larkin Bus Terminal Johor Bahru Terminal Bersepadu Selatan Kuala Lumpur KL Sentral Beberapa info yang perlu Anda ketahui Arah Singapore ke Johor paling sibuk adalah Sabtu-Minggu pagi, serta sore jam 5-9 jika weekday karena rumahnya di JB dan kerja di Singapore Arah Johor ke Singapore paling sibuk adalah setiap hari kerja, pagi hingga menjelang jam 9. Sebaiknya lakukan border crossing di jam tengah hari. Siapkan kartu ez-link utk penggunakan naik bus/mrt di Singapore, dan uang tunai Ringgit utk bus Malaysia. SIM Card Malaysia bisa dibeli begitu lewat imigrasi di Johor Bahru. Singapore ke Johor Exit point imigrasi Singapore adalah di Woodland Checkpoint Ciq. Walaupun namanya Woodland, tapi tidak dekat dengan Woodland MRT. Untuk ke sini adalah beberapa cara yang semuanya pakai bus. Opsi 1 Causeway Link 5 Cara ini yang paling saya recommend; adalah dengan naik bus Causeway Link 5 CW5 dari Newton Circus MRT Newton. Anda akan dibawa hingga ke Woodland Checkpoint. Lalu setelah lolos imigrasi Singapore, tinggal tunggu bus CW apa saja boleh CW1, CW5, dll naik cross bridge hingga JB Checkpoint. Bus CW5 berakhir di sini. Jika Anda ingin lanjut ke Larkin, bisa pakai CW1 bayar lagi. Opsi 2 Causeway Link 1 Ini adalah cara yang lebih umum dipakai oleh warga Malaysia, karena bus CW adalah milih Malaysia. Naik bus CW1 dari Kranji Station, hingga ke Woodland Ciq, sama juga nanti setelah lolos imigrasi, tinggal tunggu bus CW apa saja boleh CW1, CW5, dll naik cross bridge hingga JB Checkpoint. Setelah lewat imigrasi Malaysia kita bisa lanjut lagi naik CW1 ke Larkin Bus Terminal. Notes Bus CW pengalaman saya jumlahnya jauh lebih banyak dari SBS bus saat cross bridge, jadi menghemat waktu tunggu Anda. Bus CW hanya bisa bayar cash, tidak bisa pakai ez-link Singapore. Sedangkan SBS Bus bisa pakai ez-link. Opsi 3 SBS Bus Sumber Naik MRT hingga Kranji Station. Keluar stasiun lalu ke halte di seberang Kranji Station. Di sini Anda perlu menunggu bus 170 plat merah atau 170X menuju Woodland Ciq. Setelah selesai lewat imigrasi Singapore, Anda harus antri lagi bus SBS 170 170X 160 boleh nomor berbeda dgn yang Anda naik untuk cross bridge. Perhatikan di foto antrian SBS jauh lebih panjang dari antrian bus CW. Setelah tiba dan lewat imigrasi Malaysia, Anda harus melanjutkan perjalanan dengan bus nomor 170 menuju Larkin Bus Terminal. Opsi 4 Naik Kereta KTM Cross Border Ini cara yang paling nyaman, tapi tiketnya paling sulit didapat jika pilih keberangkatan weekend. Ada satu rangkaian kereta yang berangkat dari Woodland Train Checkpoint ini beda dengan Woodland MRT Station menuju Johor Bahru Sentral ini gedungnya di sebelah JB Checkpoint. Perjalanan kereta cuma 5 menit, dan proses imigrasi juga cepat karena dilakukan sekaligus di Woodland Train, jadi dapat stempel exit Singapore dan entry Malaysia. Tiket bisa dibeli di link ini. Sebaiknya beli jauh2 hari, 30 hari sebelum keberangkatan kalau mau berangkat sabtu/minggu, atau seminggu sebelumnya utk tiket weekday. Tiket nya SGD 5+ oneway. Biasa tiket yang tersedia adalah yang jam tengah di atas jam 10 pagi atau menjelang larut malam. Bus dari Johor Bahru ke Kuala Lumpur Setelah tiba di Larkin Bus Terminal, masuklah ke gedung utama terminal bus ini. Tersedia mesin tiket jika Anda ingin beli dengan cepat, atau antri di counter yang dilayani petugas. Baik mesin tiket dan counter menjual tiket semua perusahaan bus, jadi ibaratnya sudah terpusat. Di sini Anda memilih perusahaan bus yang diinginkan, lalu pilih jam keberangkatan. Tujuan Anda yaitu TBS Terminal Bersepadu Selatan, ini adalah satu-satunya terminal bus antar kota di Kuala Lumpur, walaupun letaknya masih jauh dari pusat kota. Siapkan passport untuk pembelian ini, juga bayar dengan uang cash. Nanti akan dapat tiket kertas dengan barcode. Harga tiket relatif sama, berkisar 35-45 Ringgit per tahun 2019. Perusahaan bus yang jadwalnya banyak dan pelayanannya oke antara lain KKKL, Sin Yong Express, Consortium, dan City Express. Jika Anda tidak banyak pilih merek bus, maka rata-rata setiap 15 menit pasti ada 1 bus yang berangkat. 15 menit sebelum jam keberangkatan Anda harus siap masuk ke dalam ruang tunggu, ada gate scan tiket ibaratnya Anda sudah checkin lalu perhatikan layar tv petunjuk lokasi bay keberangkatan bus. Waktunya tiba akan ada announcement. Perjalanan dengan bus sampai ke TBS jika lancar adalah 4 jam. Bus akan melakukan perhentian istirahat 15 menit di tengah-tengah perjalanan ini. Kereta dari TBS ke KL Sentral Bus antar kota hanya bisa sampai di TBS Terminal Bersepadu Selatan, ini ibaratnya Pulo Gebang kalau di Jakarta. Jadi lokasinya masih meleset dari pusat kota, tapi cukup besar untuk menampung dan transit penumpang antar kota. Di samping TBS ini terdapat stasiun LRT Bandar Tasik Selatan, dihubungkan dengan jembatan sehingga kita tidak kesulitan saat transfer moda. Stasiun LRT ini melayani 2 jalur, SPL Line Sri Petaling dan KLIA Line dari Kuala Lumpur International Airport. Jika tujuan Anda adalah ke Bukit Bintang, Jalan Alor, dan sekitarnya, sebaiknya naik SPL Line warna coklat di map arah Sentul Timur, nanti turun di stasiun Hang Tuah tarif RM dengan cashless. Lalu opsional tukar dengan monorail ke Bukit Bintang. Jika tujuan Anda adalah KL Sentral, maka naik kereta KLIA Transit interval 15-30 menit, keduanya harganya sama dan berakhir di KL Sentral, dengan perjalanan sekitar 10 menit, tarif Ringgit. Tiket kedua kereta ini bisa dibeli di counter, tapi jika Anda punya kartu Touch n Go bisa gunakan kartu ini. Pastikan punya saldo minimal 10 Ringgit. Khusus KLIA Transit, hanya bisa pakai kalau punya saldo di atas 20 Ringgit.
Adaaturan baru yang mulai berlaku Sabtu 6 Agustus 2022. Namun peraturan yang mulai berlaku tersebut tak berbeda jauh dengan aturan sebelumnya. Baca juga: Beda Aturan Naik Pesawat Penumpang Dalam hidup ini banyak orang yang berlomba dengan dirinya sendiri, tak sedikit juga yang berlomba dengan orang lain. Untuk itulah seseorang bergerak untuk melakukan perjalanan-perjalanan. Mulai dari perjalanan mengejar kesuksesan, perjalanan mengejar cinta, dan perjalanan ke berbagai tempat yang ada di dunia. Kemudian dalam perjalanan itu, akan ada satu titik di mana manusia merasa sudah melakukan perjalanan terjauhnya, entah perjalanan fisik maupun spiritual. Bagi saya pribadi di tahun 2019, perjalanan dari Singapura ke Malaysia adalah perjalanan terjauh bahkan dari sisi spiritual. Ya karena nggak pernah kebayang aja gitu bakal liburan sejauh ini. Kalau ada satu hal yang terjadi dalam perjalanan lima jam dari Singapura ke Malaysia, tentu saja adalah sebuah perasaan bersyukur. Saya juga nggak pernah nyangka momen itu membuat saya jadi lebih menyadari betapa luasnya ciptaan Allah yang mungkin tidak akan terjamah semuanya oleh saya sebagai manusia. Mellow abis ya ini kalimat pembukanya? Iya, memang. Soalnya secara emosional udah mulai naik turun setelah hampir satu bulan DiRumahAja, naik motor paling jauh cuma ke kantor itu pun satu minggu sekali. Padahal empat bulan lalu setelah kembali ke Indonesia, saya berjanji berlomba dengan diri sendiri, lebih rajin cari uang dan menabung, supaya lebih banyak berjalan buat melihat semesta yang diciptakan Allah, semampu saya selama dikasih kesempatan. Tapi kemudian ada sesuatu yang nggak pernah terbayangkan akan terjadi Pandemi. Kita semua sebagai manusia akhirnya memelankan langkah bahkan nyaris berhenti. Menyisihkan ego dan segala keinginan. Padahal nggak ada yang mau hidupnya berhenti, karena ya tadi, hidup adalah perlombaan. Tapi sebenarnya, perjalanan kita bisa jadi nggak benar-benar berhenti. Dengan DiRumahAja, kita jadi lebih banyak waktu buat diri sendiri, keluarga, dan teman-teman yang selama ini kita abaikan. Dengan DiRumahAja, kita melakukan perjalanan terjauh dengan diri sendiri Merenung, intropeksi, atau melakukan hal-hal yang udah lama nggak dilakukan karena terlalu sibuk di luar sana. Salah satunya nulis blog kaya gini. Melanjutkan tulisan Backpacker Singapura ke Malaysia yang jalannya ruwet banget karena saya, Gales, dan Sherly tetep bingung meski sudah mempelajari rute berbulan-bulan sebelumnya. Urutannya dari Singapura ke Malaysia naik bus dari stasiun MRT Woodland ke Woodland Checkpoint Imigrasi Singapura - Imigrasi Malaysia - Terminal Larkin - Terminal Bersepadu Selatan TBS bukan BTS. Ya tapi kan teori beda sama praktik. Perjalanan Singapura ke Malaysia kami dimulai dari MRT Woodland. Momen akan meninggalkan Singapura saat itu, kami dikejutkan karena sisa uang yang masih banyak. "Eh eh Bentar coy... Duit Singapura kita masih banyak nih... Habisin dulu," Kata Gales menghentikan langkah. APA?!!?!!?!?! Saya sama Sherly langsung nyengir lebar banget, mau borong jajan! Ya men, kami udah mau keluar ke Malaysia tapi uang masih banyak! Ya belanja jajan dong buat bekal!!!! Baca dulu Akhirnya kami masuk ke minimarket belanja perbekalan buat perjalanan. Saya sama Gales ambil onigiri, sementara Sherly menolak karena masih kenyang. Lalu kami lanjut beli roti yang aromanya emang manggil-manggil banget. Setelah minum, jajan, makanan, kopi, sudah masuk plastik besar, kami lanjut bertanya ke petugas di loket. "Kalau mau ke Malaysia naik bus jurusan berapa ya?" "Nine, five, zero." Kami langung keluar MRT sementara mulut saya masih komat-kamit mengucap nine five zero. Saya tuh udah capek banget buat mikir, apalagi beberapa hari kan udah ngomong dan mendengarkan Bahasa Inggris. Saking tidak terbiasanya, saya sampai nggak bisa mikir nine five zero itu berapa. Makanya saya inget-inget dulu nanti kalau udah pengen mikir baru saya translate. KESEL NGGAK SIH WKWKWKWKWKWK. Kami menunggu bus nine five zero di halte yang akhirnya saya translate waktu Gales lupa nomor busnya. Nunggu bus jurusan 950 agak lama, padahal bus lainnya udah lewat-lewat. Untuk naik bus ini, masih pakai kartu Easy Link yang buat MRT. Ternyata seperti bus-bus di Jogja atau Jakarta, busnya penuh dan nyaris sesak. Tapi untungnya busnya enak dan nggak bikin saya mabuk darat. Saya cuma bisa melihat sisi lain Singapura yang udah di bagian pinggir ini. Sama rapinya, sama bersihnya. Tentu aja saya jadi sedih karena akan meninggalkan Singapura dan belum tau lagi kapan baliknya. Perjalanan itu nggak lama, tiba-tiba bus berhenti dulu di suatu tempat yang kaya terminal atau tempat transit. Bingung banget awalnya tuh, kenapa turun, ini di mana, harus ke mana. Tapi ingat, balik lagi ke awal, petunjuk di Singapura luar biasa jelas. Sebenarnya pas liat papan petunjuk udah paham harus menunggu bus di zona berapa, tapi karena takut salah ya tentunya harus tetap bertanya. Namanya juga bingung, nanya aja pakai drama karena petugas di loket nggak paham-paham juga maksud saya dan temen-temen. Untungnya ada salah satu pekerja yang tiba-tiba nyamber dan bersemangat ngasih tau kami harus nunggu di zona mana. Ternyata bener kan sesuai petunjuk di papan yang saya baca. I love you full, Singapore! Tapi nih, sebenernya pemberhentian itu misteri buat saya dan temen-temen. Sebenernya kami ada di mana? Kenapa berhenti dan menunggu bus dengan nomor yang sama? Akhirnya Gales maksa saya nanya sama sebelah pas kami lagi berdiri antre. Soalnya kami udah lama nunggu tapi busnya nggak dateng-dateng juga. Ya udah biar Gales nggak resah saya akhirnya memulai percakapan dengan sebelah, sambil berharap mbaknya bisa Bahasa Indonesia. "Sorry, can you speak Indonesia?" "No." WADUUUUH MAAAAK. Ya udah dengan sisa-sisa kecerdasan saya tanya mbaknya mau ke mana yang ternyata mau ke Johor Baru. Saya bilang aja mau ke Kuala Lumpur dan saat ini saya ada di jalur yang tepat atau nggak. Pas mbaknya mengiyakan, saya udah nggak tanya lagi. Jawaban itu cukup buat saya, padahal sebenernya saya udah lelah aja sih kalau diperpanjang conversation-nya. WKWKWKKWKWKWKW. Setelah menunggu sekitar kurang lebih 45 menit, bus dengan nomor yang tadi kami naikin dateng. Ini lebih penuh lagi monmaap ya, dan posisinya Gales udah nggak enak badan dan menyerahkan semua rute ini ke saya dan Sherly. Duh, biasanya Gales kan duet berpikir saya. Kalau dia loyo ya saya kan ikut bingung. Mau nggak mau saya langsung googling rute bus. Kalau menurut rute bus sih tempat kami transit namanya Woodlands Temporary Interchange. Nah buat ke Woodland Checkpoint, saya terus memantau halte-halte pemberhentian sepanjang jalan sesuai Google, duet maut sama Sherly. Saya udah panik dan bingung karena busnya penuh banget, ada beberapa orang yang berdiri, takut nama haltenya di luar sana nggak keliatan. "Sher, liatin itu halte busnya namanya apa?" "La piye Gimana" "Ini kita harus lewatin beberapa halte. Takut kelewat." "Lah itu lho ada tulisannya di depan." "Hah???" WKWKKWKWKW makanya jangan panik dulu! Sia-sia sampai melotot-melotot liatin halte di luar sana, taunya di deket kaca depan ada tulisannya berhenti di halte mana aja. Lagian saya kan lagi di negara maju, masa iya kan busnya nggak ada tulisan lagi berhenti di halte mana. Kesel sama diri sendiri pokoknya jadinya. WKAKAKAKKAKA. Begitu bus berhenti di Woodland Checkpoint, semua orang turun, jalan buru-buru. Saya, Sherly, dan Gales juga ikut jalan dalam bingung. Gini lho, selama ini kami kalau bingung kan speed melambat, terus diem dulu, duduk, mikir. Tapi pas di situ, kaya nggak ada kesempatan buat mikir. Akhirnya kami ikutin langkah kaki orang-orang dan memasuki imigrasi. K A G E T Kaget banget! Imigrasi super crowded. Penuh, semua orang jalan cepet, semua orang terlihat terburu-buru, nggak ada cela buat bingung. Imigrasi di Woodland Checkpoint udah otomatis, jadi mandiri nih scan paspor dan sidik jarinya. Di antara banyaknya orang yang antre dan saya nggak pernah pakai alat otomatis itu, deg-degan parah sih. Bahkan saking semua cepet, saya nggak sempet mengamati detail cara scan paspornya. Bener aja, pas giliran saya, paspor gagal di-scan. Udah coba beberapa kali gagal, ditambah beban tatapan orang-orang di belakang yang juga buru-buru dan ada satu orang teriak mengeluh karena saya lama banget, akhirnya saya mundur. Sementara Gales dan Sherly berhasil lolos. Saya mundur ke belakang dan melihat sekeliling, sejauh mata memandang yang saya liat cuma orang yang tergesa-gesa langkah kakinya. Nggak mungkin saya stop mereka untuk bertanya. Di momen itu satu-satunya yang saya pikirin adalah, "Jangan panik Ga, jangan panik!". Nggak pikir panjang saya langsung ke bagian keamanan yang pas masuk sempet saya liat di deket pintu. Setidaknya saya harus berlindung. Keselnya, saya tuh pakai sok baik pakai bawain koper Gales karena liat dia tadi busy banget keluarin paspor. Jadi sambil jalan cepet dan geret koper, saya ke bagian keamanan dan langsung lega banget. Soalnya pas saya ke sana, pihak keamanannya ramah banget langsung senyum. Pas saya tanya soal paspor yang nggak ke-detect otomatis, saya langsung diarahin ke loket manualnya di ujung. Alhamdulillah Ya Allah. Akhirnya saya bisa keluar dengan scan paspor manual sama petugas, walau tangan udah gemetar. Soalnya, paketan data kami kan tethering dan udah nggak nyaut saat itu. Saya nggak bisa hubungin siapa-siapa. Begitu melihat Gales dan Sherly menunggu di pintu keluar, saya tersenyum sok tabah padahal tadi kan panik banget ya. WKWKWKWKWK. Pas kami kumpul, eh langsung bingung lagi. Kami sih langsung turun karena ngikutin orang-orang. Tapi sebelum melangkah jauh, Gales langsung stop saya sama Sherly. Menurut blog yang dia baca, kalau mau naik kereta tuh ke lantai atas. "Ke atas gimana caranya?," tanya saya yang emang nggak liat jalan ke atas. "Tadi tuh di sebelah pintu keluar ada lift," jawab Gales yakin. "OH YAAA? GAS!!!" Jadi sebenarnya kami udah sempet pesen tiket kereta, udah bayar, tapi ternyata pesanan gagal. Akhirnya kami memutuskan untuk coba on the spot atau kalau nggak dapet tiket kereta ya naik bus aja. "Mau ke mana? Jalannya lurus," kata seorang wanita yang lagi duduk di tangga. Kami bilang mau ke Malaysia, dia bilang harus naik bus. Nggak ada kendaraan lain. Kami bingung lagi, tapi nurut-nurut aja terus balik badan. "Emang iya?" "Apa udah nggak bisa naik kereta makanya pesanan kita kemarin gagal?" Sambil terus jalan, kami masih bertanya-tanya. Akhirnya ketemu kerumunan orang banyak banget yang tersebar di beberapa jalur. "Loketnya mana, Guys?" Diem. Melongo. Bingung. Harus ada yang tanya di antara banyaknya kerumunan. Gales pun turun tangan sama petugas yang pakai seragam. EH DIA DISEMPROT GARA-GARA PAKAI BAHASA INGGRIS WKWKWKWK. "Kita tinggal ikut antre aja," kata Gales. "Ngantre di mana?," tanya saya balik, karena emang ada beberapa antrean. Dengan nekat kami nanya sama seorang ibu-ibu, dan dia bilang antri di belakang dia aja. Agak sedikit lega nih. Oke. Antre.... Pas udah sampai depan alias tempat nunggu busnya, kebetulan ada petugas yang bisa ditanya-tanyain. Dia bilang, kami ada di antrean yang busnya seharga sekitar 1 ringgit, sementara antrian sebelah bus seharga 3 ringgit. Kami langsung mengubah haluan dan minta pindah bus sebelah. Monmaap bukannya sok Nia Ramadhani, tapi kami capek dan lebih menginginkan kenyamanan. Setelah kami diperbolehkan bergeser, eh ketemu petugas yang tadi nyemprot Gales. Kena semprot lagi. WKWKWKWKWK. Kayanya nggak boleh gitu tiba-tiba geser ke situ. Akhirnya kami geser balik lagi ke antrean semula. Cobaan, cobaan. Nah, petugas yang tadi bisa ditanyain bilang kalau kami harus pakai uang pas buat kami kan nggak punya. Pas bus dateng, Gales masuk lewat depan dan kata petugasnya saya sama Sherly lewat belakang aja biar dapet tempat. Tiba-tiba Gales mau keluar pas saya sama Sherly udah duduk di dalam bus. Kami kan bingung. Terus tiba-tiba Gales masuk lagi dan ikut duduk. "Tadi kita sempat ditolak karena nggak pakai uang pas. Untuk bapak petugas yang tadi bantuin bilang dan nggak usah pake kembalian. Yaudah nggak apa-apa dua ringgit aja kita ikhlasin," terang Gales. Jadi Guys, bayarnya tuh emang dimasukin di kotak sebelah supir makanya harus uang pas. Jadi kalau mau ke Malaysia pastikan punya uang pas ya! Bus pun melaju ke imigrasi Malaysia. Sepanjang perjalanan itu, saya duduk terpisah dari Gales dan Sherly, di sebelah ibu-ibu. Mungkin ibunya liat wajah bingung dan lelah saya kali ya, dia akhirnya ngajak saya ngobrol mau ke mana dan kasih arahan. Tapi nih, arahannya pakai Bahasa Melayu, yang saya paham nggak paham... "Mau ke mana?" "Ke Kuala Lumpur, bu. Ibu mau ke mana?" "Saya ke Johor Baru." Belum ada percakapan lagi. Bus melewati Jembatan Johor Causeway yang sisi kirinya menampilkan pemandangan air yang begitu luas. "Ini kita di perbatasan." "Ooohh..." "Nanti kita turun di imigrasi, habis itu naik bus yang sama lagi, tiketnya jangan hilang ya." Saya langsung nengok Gales di sisi kanan bagian belakang. "GAL! TIKET JANGAN ILANG! NANTI DIPAKAI LAGI HABIS DARI IMIGRASI!" "OKE!!" Setelah saya selesai nengok, ibunya lanjut kasih arahan. "Nanti kita semua turun di imigrasi. Nah, habis itu kamu jangan pusing. Kamu keluar, turun tangga naik bus ini lagi," kata ibunya menjelaskan. Saya pun mengangguk masih mencerna dan membayangkan penjelasan ibunya. Tapi, ibunya kayanya ragu-ragu saya udah paham. Akhirnya ibunya menjelaskan sekali lagi, kali ini pakai gerakan tangan. "Nanti kalau udah keluar imigrasi Malaysia, kamu jangan pusing Tangannya belok ke kiri. Kamu lurus turun tangga Tangannya lurus terus menukik ke bawah. Kalau saya mau ke Johor Baru, nah saya pusing Tangannya belok kiri lagi," jelasnya sekali lagi. TEPOK JIDAT! Jadi pusing itu artinya belok!!!!!!! Bus akhirnya berhenti di imigrasi. Sepanjang jalan saya udah bilang sama Gales dan Sherly kalau misal scan paspornya otomatis lagi dan saya gagal, tolong jangan nungguin kejauhan biar paket data nggak lenyap. Kami udah melangkah semangat bersiap menghadapi scan paspor berikutnya, kemudian.... "MANUAL GUYS!!!" Hehehe saya lega. Meski Gales sempat bingung nyari formulir kedatangan pas tiba di Changi, akhirnya kami tiba di Malaysia. Yeay! Eits, jangan senang dulu! Begitu keluar imigrasi, kami jalan keluar dan mulai bingung. Beneran ada dua jalan. Belok kiri tulisannya ke Johor Baru, lurus tanpa petunjuk. "Belok kiri apa lurus?," tanya Gales membuka kebingungan. "Menurut ibunya, kita jangan pusing. Kita lurus, terus turun," kata saya, sambil tangannya ikut gerak seperti aba-aba ibunya tadi. "Tapi aku baca dari blog, lewat Jb Sentral bukan sih? JB itu Johor Baru kan?" "Aku juga bacanya gitu Gals, tapi tadi kata ibunya, kita jangan pusing. Kita lurus, terus turun. Kalau ibunya pusing, karena mau ke Johor baru," kata saya lagi, tangannya ikut bergerak mengikuti aba-aba ibunya. Satu detik... Dua detik... Tiga detik... Masih belum memutuskan. "Udah terserah deh sekarang, kita mau ngikutin kata hati apa kata ibunya?," celetuk saya, pasrah. Tiba-tiba tanpa suara, kami bertiga jalan aja keluar sesuai arahan ibunya meski sama-sama nggak yakin. Melewati pintu keluar, untungnya ada petugas yang bisa ditanyain. Pas kami tunjukkin karcis tiket, petugasnya juga nggak terlalu yakin nunjukkin bus dengan nama yang sama. Tapi karena cuma info dari petugasnya yang menjadi harapan, kami tetap naik bus yang sama cuma beda warna. Sambil berharap nggak ditendang keluar. Untungnya bener dan akhirnya kami menuju ke Terminal Larkin buat beli tiket bus sampai ke Kuala Lumpur. Akhirnya, sedikit lagi. Terminal Larkin Terminal Larkin nggak jauh beda sama di Indonesia. Satu hal yang langsung buat kami jetlag banget adalah bahasanya. Kami bener-bener nggak bisa memahami Bahasa Melayu. Gales akhirnya menyuruh saya membeli tiket bus di loket. Dengan agak roaming sama petugasnya akhirnya berhasil beli tiket yang jam 7 malem. Kata petugasnya sih, perjalanan ke Kuala Lumpur alias Terminal Bersepadu Selatan memakan waktu 5 - 6 jam. Oh iya, harga tiketnya sekitar per orang. Meski kami sudah ready sejak jam 7 malam, tapi ternyata busnya belum siap. Saya jadi menarik napas dan merasa sedang ada di negara sendiri gitu. You know what i mean, kan? Masalahnya, kami bener-bener nggak bisa memahami pengumuman yang terdengar lewat speaker. Meski sudah mencoba fokus setengah mati, kami tetap nggak ngerti artinya. Saat itulah jurus malu bertanya sesat di jalan harus dikeluarkan. Ada kayanya sampai tiga kali kami secara bergantian tanya ke petugas, bus yang akan kami naiki sudah mau berangkat atau belum. Barulah setelah menunggu sekitar satu jam kami dipersilakan keluar dari ruang tunggu Terminal Larkin menuju bus. Satu, busnya enak. Formasi duduknya dua di sisi kanan dan satu di sisi kiri. Gales dan Sherly duduk bareng, saya duduk sendirian di sisi kiri. AKHIRNYA!! AKHIRNYA PERJALANAN PANJANG YANG DIKIT-DIKIT BINGUNG INI BERAKHIR. AKHIRNYA SATU PERJALANAN LAGI SAMPAI MALAYSIA. Dan yang paling ditunggu-tunggu adalah duduk tanpa rasa bingung dan makan. Soalnya kami sudah lapar banget, mau makan jajan yang sudah ditenteng sejak dari Singapura. Begitu saya dan Gales baru aja mau melahap onigiri, Sherly tiba-tiba ngegas. "LHO KALIAN KOK PUNYA ONIGIRI?!?!?!" "Lah tadi kan kita beli di Woodland. Kamu ditawarin nggak mau." "YA TADI AKU MASIH KENYANG. KIRAIN ONIGIRINYA BUAT TADI SIANG." Saya sama Gales auto ketawa tapi nggak mau bagi onigiri yang dipegang. Setelah melihat Sherly wajahnya cemberut akhirnya kami bersedia membagi, tapi keburu ditolak. "UDAH, UDAH AKU MAKAN ROTI AJA!" Ternyata kami egois juga untuk urusan makanan, apalagi terakhir makan siang tadi di Little India. Sungguh manusiawi. Mesin bus akhirnya menyala. Malam itu bus lengang, tak begitu banyak orang yang menuju Terminal Bersepadu Selatan di Kuala Lumpur. "Bismillah..." Setelah melewati MRT Woodland, Woodland Checkpoint, Bangunan Sultan Iskandar Imigrasi Malaysia, hingga Terminal Larkin, akhirnya tinggal menuju ke Terminal Bersepadu Selatan. Dari situ, kita bisa langsung naik kendaraan umum menuju hotel. Malam itu, kami benar-benar akan menghabiskan waktu lima jam di bus untuk akhirnya sampai di Malaysia. Tapi kemudian... Beberapa hal terjadi.Oleh budisulis 25 April, 2008 Ibu kota Malaysia ini terletak sekitar 350 km dari Singapura. Ada beberapa cara yang bisa ditempuh menuju Kuala Lumpur. Satu cara yang paling praktis, gunakan pesawat langsung ke KL AirAsia, MAS dan SQ. Untuk 2 penerbangan terakhir, tarifnya termasuk termahal untuk perjalanan selama 40 menit. Pakai AirAsia lebih murah, bahkan sering ada paket hemat yang ditawarkan, walau turunnya di LCCT sekitar 15 km dr KLIA. Tapi kalau kita ingin “menikmati” pemandangan Malaysia selama perjalan Singapura-KL, ya gunakan jalan darat saja. Ada beberapa alternatif bepergian ke KL, yaitu menggunakan Bus Executive, Bus Ekonomi atau pakai Kereta Api. Untuk perjalanan selama 5 jam melalui darat, ongkos yang dikenakan untuk Bus Eksekutif antara SGD 30-50. Bus-nya nyaman dan full facility Cara lain yang lebih murah adalah naik Bus Eksekutif tapi dari Johor Bahru. Bagaimana caranya? Pertama kita harus melewati perbatasan Sin di Woodland menggunakan bus umum dari Rochord Road atau dari Kranji MRT Station. Gunakan Bus SBS Transit 170, tarifnya sekitar 1,60 SGD. Atau jika tidak ingin banyak berhenti, gunakan bus Singapore-Johor Express Coach, busnya mangkal di Queen Street. Ongkos sekitar 2,5 SGD. Beli tiket di terminal bis, simpan tiket ini baik-baik, karena pada saat di perbatasan, bus ini tidak akan menunggu kita, sehingga kita harus naik bus berikutnya. Bus ini akan membawa kita ke Larkin station di Johor Bahru. Dari terminal ini banyak bus menuju KL dengan harga yang jauh lebih murah , yaitu mulai dari 20 Ringgit sampai 40 RM. Bagaimana kalau naik kereta? Kereta Epress Rakyat berangkat dari stasion Tanjung Pagar ke stasion KL Sentral. Tarif mulai dari 19 SGD sampai 68 SGD tergantung kelas. Untuk lebih hemat naiklah kereta di Johor Bahru, karena tarifnya sama tapi dalam ringgit. stasion kereta Johor letaknya dekat pintu keluar check-point Johor-SIN, tinggal jalan dikit sudah sampai. Untuk lebih pastinya gunakan pemesanan di muka. Selamat jalan-jalan.
JAKARTA Putri penyanyi Denada, Aisha Aurum bahagia karena untuk pertama kalinya mencoba naik MRT di Singapura. Aisha yang sejak pertama kali datang ke Singapura tahun 2018 hanya menghabiskan waktu di rumah sakit, tampak begitu antusias setelah tahu ibunya mengajak dia naik MRT. Walaupun perjalanan mereka ini untuk mengantarkan Salah satu teman gue identitasnya dirahasiakan demi privasi tapi ya sebut saja namanya Agus. Kalau mau dibalik jadi Suga juga boleh katanya belum pernah ke luar negeri dan dia baru bikin paspor. Ketika gue bilang ke dia "perawanin" aja dulu paspornya iseng-iseng jalan ke negara tetangga, dia bilang mau cari momen yang pas jadi biar nggak mubazir. Saat momen yang pas itu datang dia mau nonton konser U2 di Singapore National Stadium, dia malah minta gue buat ikut karena dia nggak bisa pergi sendirian. Nggak bisa pergi sendirian karena ini pengalaman pertama dia ke luar negeri. Sekaligus juga pengalaman pertama dia nonton konser di luar negeri, khususnya di Singapura. Gue sebagai teman yang baik WKWKWKWKW dan sudah berpengalaman nonton konser di sana WKWKWKWKWKW agak nggak enak ngebiarin dia terlantar sendirian. Akhirnya gue setuju buat nemenin dia ke Singapura. Sebelum akhirnya dia jadi demanding."Gimana kalau kita ke Malaysia juga? Jadi kan biar sekalian jalan gitu, nggak cuma datang buat nonton konser tapi juga sekalian jalan-jalan aja ke dua negara, hehe..." Memang sih terdengar menarik. Tapi juga melelahkan. Gue nggak pernah arrange trip buat dua orang ke dua negara tetangga ini dalam waktu empat hari. Terutama di kondisi yang serang sering hujan seperti sekarang. Sempitnya waktu yang kita punya dengan padatnya jadwal transport dari Indonesia - Malaysia - Singapura bikin gue agak-agak bingung dan sudah membayangkan akan secapek apa jadinya. Jadi sebelum menyesal, gue bilang aja ke dia kalau gue akan nemenin, tapi jangan berharap bisa jalan ke banyak tempat mengingat kita cuma punya waktu sedikit. Dan, kondisi badan gue yang benar-benar ancur beberapa bulan terakhir perjalanan ini dilakukan ketika gue sedang sakit anyway. Beberapa bulan sebelum akhirnya gue collapse dan masuk rumah sakit. Jadi rencananya begini Kami berangkat 28 November 2019 ke Kuala Lumpur lalu city tour sepanjang hari dan bermalam di apartemen teman gue di sana,Berangkat ke Singapura tanggal 29 November 2019 sepagi mungkin supaya bisa Jumatan di Masjid Sultan. City tour lagi lalu menginap di Singapura sampai tanggal 30 November 2019,30 November 2019 nonton konser U2,1 Desember 2019 kembali ke Kuala Lumpur untuk mengejar penerbangan malam kembali ke kami baru beli tiket PP Jakarta - Kuala Lumpur doang, sekarang kami harus mikirin nih gimana perpindahan dari KL ke Singapura. Awalnya memang terpikir mau naik bus aja, tapi agak takut karena banyak banget review jelek dari traveler yang pernah menggunakan transportasi itu dari Singapura ke Malaysia dan sebaliknya. Gue agak takut juga karena ini pun akan jadi pengalaman gue naik bus antar-negara. Akhirnya setelah mempertimbangkan banyak hal, dari Kuala Lumpur ke Singapura di tanggal 29 November kami naik pesawat Air Asia karena harga tiketnya nggak jauh lebih mahal dari bus. Di bagian ini aman, nah yang jadi PR sebenarnya kembali ke Kuala Lumpur dari Singapura-nya. Karena setelah cek harga tiket pesawat, enggak ada yang affordable. Jadi di sinilah akhirnya kami memutuskan untuk naik bus aja. Oke mungkin akan ada yang mikir kenapa nggak dari awal aja sih beli tiketnya dengan jalur Jakarta - KL - Singapura - Jakarta? Jawabannya simpel aja lebih mahal. AHAHAHAHAHA Tapi itu juga perhitungan awal sebelum mempertimbangkan biaya-biaya tambahan seperti bus ke bandara etc. Tapi ya kayaknya akan tetap lebih mahal sih soalnya penerbangan dari Singapura ke Jakarta di hari Minggu selalu tinggi. Seperti yang gue bilang tadi, karena ini juga pengalaman pertama gue jadinya gue agak ngeri juga nih bawa temen untuk melakukan sesuatu yang gue sendiri belum pernah melakukannya. Makanya gue Googling review orang-orang soal pengalaman naik bus antar-negara dari Singapura ke Malaysia. Sedihnya, semua review-nya jelek dan gue pun jadi makin takut. Ada yang bilang sopirnya serampangan, ada yang bilang kasar, ada yang bilang nggak diarahkan waktu di imigrasinya, ada yang bilang antrean imigrasinya nanti akan lama terus akan susah buat nyari busnya karena nggak ada panggilan dan segala macam gitu buat kumpul di busnya. Ya kan makin takut gue. Tapi yah... pada akhirnya tiketnya sudah kebeli via aplikasi ticketing RedBus gitu dan jadwalnya jam 1245 pagi di tanggal 1 Desember 2019. Oh iya, harga tiketnya SGD 30 per kebanyakan review yang gue baca mereka selalu menceritakan dari sudut pandang pejalan yang melakukan perjalanan siang hari dan juga di liburan panjang. Make sense kalau pada akhirnya imigrasinya jadi penuh dan antrean panjang segala macem. Sedangkan perjalanan gue ini tengah malam dan nggak di hari besar atau libur panjang, jadi harusnya gue pikir nggak akan seribet itu. Tapi untuk urusan sopir yang kasar dan segala macam gue nggak bisa ngapa-ngapain. Wallahualam aja bagian ini. Tempat naik bus dari Singapura menuju Kuala Lumpur ini bukan di terminal. Tapi di pelataran gedung bernama Golden Mile Tower yang letaknya nggak jauh dari stasiun MRT Nicoll Highway. Nggak susah juga menemukan tempat ini karena di pinggir jalan banget dan lo akan ngeliat bus besar kayak bus AKAP gitu seliweran serta orang-orang bawa bagasi besar. Karena gue sudah beli tiket lewat aplikasi, sudah dibayar, sampai di sana gue harus tuker e-ticket dulu jadi tiket. Kantor bus yang gue tumpangi ada di dalam gedung Golden Mile Tower itu yang kayaknya pusat perbelanjaan dan banyak kelab-kelab karaokenya. Toiletnya jorok banget! Setelah tuker tiket, gue nunggu di lobi gedung sampai busnya datang. Agak telat dari yang dijadwalkan tapi yaudah nggak masalah. Nah sebenarnya yang jadi kekhawatiran gue kan imigrasi nih. Tapi ternyata nggak seribet yang gue bayangkan! AHAHAHAHAHAKalau lo pergi dengan bus dari Singapura ke Malaysia Kuala Lumpur lo juga akan melewati dua kali imigrasi. Kebetulan busnya melewati Tuas Checkpoint. Di sini nanti lo harus ke imigrasi untuk keluar dari wilayah Singapura. Bener aja karena udah tengah malam jadi nggak ada antrean sama sekali. Cuma ada penumpang dari bus kami dan itu prosesnya cepet banget. Sebelum turun dari bus, sopirnya akan ngomong pake speaker buat ngasih tahu kalau kita harus turun untuk ke imigrasi. Imigrasi di Tuas Checkpoint pake pintu otomatis. Jadi tinggal scan paspor terus udah, selesai. Tinggal nyari busnya aja dia parkir di mana. Di depan pintu keluar dari imigrasi sebenarnya sudah langsung ada pelataran buat parkir bus gitu. Karena nggak akan ada petugas yang manggilin lo buat naik bus, jadi lo harus inget bus lo nomor pelatnya berapa biar nggak salah. Setelah melewati Tuas Checkpoint, lima belas menit kemudian sampailah di Johor. Di sini barulah ketemu imigrasi yang ada petugasnya. Turun dari bus lagi dan kali ini sopirnya akan nyuruh lo bawa semua bagasi lo untuk turun karena harus melewati scan di imigrasi. Sekali lagi kami terbantu waktu yang sudah larut. Jadi nggak terlalu banyak orang yang ada di sana. Proses yang ini agak lebih lama dari yang sebelumnya. Abis itu yaudah naik bus lagi dan akhirnya bisa tidur juga!Perjalanan ke Kuala Lumpur Terminal Berpadu Selatan memakan waktu sekitar lima jam. Bus yang kami tumpangi adalah bus tingkat dan kami dapat kursi di lantai dua. Busnya cukup nyaman dengan jarak antar-bangku yang luas. Jadi nggak pegel-pegel banget deh kalau mau tidur atau bergerak gitu. Busnya juga beberapa kali berhenti di rest area buat yang mau istirahat kilat, pipis dan semacamnya. Tapi karena kami berdua tidur lelap banget, kami stay di bus aja. Tiba-tiba udah sampai aja di Kuala Lumpur. Untungnya kami nggak mengalami sesuatu yang buruk sih sepanjang perjalanan bus itu. Karena kalau baca review orang-orang kok kayaknya serem banget. Kata temen gue juga kadang-kadang sering ada bagasi yang hilang dan semacemnya. Jadi kalau gue takut dan khawatir, wajar dong ya? Tapi untungnya semua berjalan lancar. Moral of the story buat lo yang mau nyoba naik bus dari Singapura ke Malaysia Membaca pengalaman kesialan satu orang di internet bukan berarti lo juga akan mengalaminya. Sayangnya sih ini bus udah dapet review jelek dari banyak orang, jadi setiap kali cek review bus antar-negara Singapura-Malaysia yang muncul review jelek bus malam aja jadi traffic-nya juga lancar. Ya traffic di jalan, juga traffic di imigrasi. Perlu diingat ini juga bukan pas musim liburan, jadi nggak rame-rame banget ya barang sesedikit mungkin supaya nggak ribet. Kalau bisa pakai backpack aja biar itu barang selalu ada dekat bantal leher supaya nggak pegel pas tidur di tidur di satu jam pertama setelah lo naik bus karena ini adalah momen-momen penting lo harus turun naik bus untuk ke imigrasi. Setelah proses imigrasi selesai baru deh bisa tidur. Nah, selamat berpetualang! tulisan ini sebelumnya sudah diterbitkan di KASKUS dengan judul Pertama Kali Naik Bus dari Singapura ke Kuala Lumpur, Enak Kok! .